Rabu, 16 Januari 2013

Karya Ilmiah

A.    Pengertian Karya Ilmiah
Karya ilmiah (scientific paper) adalah laporan tertulis dan diterbitkan yang memaparkan hasil penelitian atau pengkajian yang telah dilakukan oleh seseorang atau sebuah tim dengan memenuhi kaidah dan etika keilmuan yang dikukuhkan dan ditaati oleh masyarakat keilmuan tertentu.
Suatu karangan atau tulisan yang diperoleh sesuai dengan sifat keilmuannya dan didasari oleh hasil pengamatan, peninjauan, penelitian dalam bidang tertentu, disusun menurut metode tertentu dengan sistematika penulisan yang bersantun bahasa dan isinya dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya/ keilmiahannya. (Eko Susilo, M.1995:11).


B.    Ciri-ciri Karya Ilmiah
1.    Kejelasan atau Jelas
Artinya semua yang dikemukakan tidak samar-samar, pengungkapan maksudnya tepat dan jernih.
2.    Kelogisan/Logis
Artinya keterangan yang dikemukakan masuk akal.
3.    Kelugasan/Lugas
Artinya pembicaraan langsung pada hal yang pokok.
4.    Keobjektifan/Objektif
Artinya semua keterangan benar-benar aktual, apa adanya.
5.    Keseksamaan/Seksama
Artinya berusaha untuk menghindari diri dari kesalahan atau kehilafan betapapun kecilnya.
6.    Kesistematisan/Sistematis
Artinya semua yang dikemukakan disusun menurut urutan yang memperlihatkan kesinambungan.
7.    Ketuntasan/Tuntas
Artinya segi masalah dikupas secara mendalam dan selengkap-lengkapnya.


C.    Jenis-Jenis Karya Ilmiah
a.    Makalah atau paper merupakan rumusan atau simpulan pemikiran sebagai hasil telaah atau pengkajian sederhana dari sebuah referensi bacaan, pemikiran tokoh, ilmuwan atau penulis sebelumnya. Karya ilmiah jenis ini biasa diberikan oleh dosen atau guru kepada mahasiswa atau siswanya. Tujuannya biasa untuk memberikan ruang bagi peserta didik dalam menuangkan gagasan ilmiahnya untuk mengasah kemampuan intelektualnya dalam menanggapi permasalahan yang berkembang. Makalah biasanya disajikan dalam forum seminar, lokakarya, workshop dan sejenisnya.
b.    Laporan praktikum biasanya merupakan laporan tertulis dari serangkaian kegiatan praktikum yang telah dilakukan oleh seorang atau sekelompok siswa. Dalam menuliskan laporan unsur kronologis menjadi sangat penting karena praktik kerja baik di lapangan maupun di laboratorium terdiri dari tahapan-tahapan yang sistematis yang harus dilaporkan secara sistematis juga. Dengan demikian penulisan laporan praktikum dituntut untuk menyampaikan sebuah kegiatan secara sistematis, runtut dan terperinci.
c.    Artikel merupakan gagasan tertulis dari penulis tentang suatu permasalahan yang didasarkan pada kajian pustaka atau hasil penelitian. Artikel merupakan diseminasi pemikiran dari ahli atau seseorang yang secara intens mengamati permasalahan tertentu (pengamat). Artikel hampir mirip dengan makalah, yang membedakan adalah ruang publikasinya. Apabila makalah disampaikan dalam forum seminar atau workshop, artikel dipublikasikan di media massa baik jurnal ilmiah atau media massa (koran atau majalah, yang biasa disebut artikel ilmiah populer). Artikel dapat ditulis dalam berbagai bentuk yaitu opini, essay atau feature. Opini merupakan gagasan pribadi penulis, sedangkan essay merupakan karangan prosa yang membahas suatu masalah secara sepintas lalu dari sudut pandang penulisnya (Kamus Besar Bagasa Indonesia, 2005: 308). Sedangkan feature merupakan bentuk penulisan artikel yang berupa berita.
d.    Tugas akhir baik skripsi (tingkat S1), thesis (S2) atau disertasi (S3) merupakan karya ilmiah yang ditujukan untuk mengakhiri studi di perguruan tinggi. Tugas akhir biasanya berupa hasil penelitian dari bidang tertentu (sesuai jurusan atau program studi yang diambil) yang kemudian diujikan secara lisan untuk memperoleh derajat kelulusan dan kelayakan karya tersebut.


D.    Tahapan-tahapan Pembuatan Karya Ilmiah
1.    Tahap Persiapan
Dalam tahap persiapan dilakukan:
a.    Pemilihan masalah atau topik dan mempertimbangkan:
-    Topik yang akan di pilih harus yang ada di sekitar penulis.
-    Topik yang di pakai harus topik yang paling menarik dari topik yang ada.
-    Pembahasan harus terpusat pada segi lingkup sempit dan terbatas.
-    Memilki data dan fakta yang obyektif dan mencukupi.
-    Harus diketahui prinsip-prinsip ilmiahnya meskipun sedikit.
-    Harus memiliki sumber acuan atau bahan kepustakaan yang bisa dijadikan referensi.
b.    Pembatasan topik atau penentuan judul
-    Pembatasan topik harus dilakukan sebelum penulisan karya ilmiah dilakukan.
-    Penentuan judul dapat dilakukan sebelum penulisn karya ilmiah atau setelah selesai penulisan karya ilimiah tersebut.
-    Penentuan judul karya ilmiah harus dapat menjawab dari pertanyaan yang mengandungunsure 4W + 1H yakni what (apa), why (kenapa), who (siapa), where (dimana) dan how (bagaimana).
c.    Pembuatan kerangka karangan (outline)
-    Membimbing untuk memulai menyusun kerangka karangan.
-    Membuat pedoman penulisan karya ilmiah sehingga tidak menjadi tumpang tindih dalam penulisannya.
-    Pembuatanrencana daftar isi dari karya ilmiah.
2.    Tahap Pengumpulan Data
a.   Pencarian keterangan dari bahan bacaan atau referensi.
b.  Pengumpulan keterangan dari pihak-pihak yang mengetahui masalah yang akan dijadikan tema dalam karya ilmiah.
c.   Pengamatan langsung (observasi) ke obyek yang akan diteliti dan dijadikan tema dari karya ilmiah.
d.   Melakukan percobaan dilabolatorium atau pengujian data di lapangan.
3.   Tahap Pengorganisasian dan pengkonsepan
a.  Pengelompokan bahan untuk mengorganisasikan bagian mana yang akan temasuk dalam karya ilmiah, data yang telah terkumpul diseleksi kembali dan dikelompokan sesuai jenis, sifat dan bentuk data.
b. Pengkonsepan karya ilmiah dilakuakn sesuai dengan urutan dalam kerangka karangan yang telah ditetapkan.
4.   Tahap pemeriksaan atau penyuntingan konsep (editing)
tahap ini bertujuan untuk :
a.   Melengkapi data yang dirasa masih kurang.
b.  Membuang dan mengedit data yang dirasa tidak relevan serta tidak cocok dengan pokok bahasan karya ilmiah.
c. Mengedit setiap kata-kata dalam karya ilmiah untuk menghindari penyajian bahan-bahan secara berulang-ulang atau terjadi tumpang tindih antara tulisan satu dengan tulisan yang lain.
d. Mengedit setiap bahasa yang ada dalam karya ilmiah untuk menghindari pemakaian bahasa yang kurang efektif, contoh dalam penyusunan dan pemilihan kata, penyesuaian kalimat, penyesuaian paragraph, maupun penerapan kaidah ejaan sesuai EYD.
5.    Tahap Penyajian
Teknik penyajian karya ilmiah harus dengan memperhatikan :
a. Segi kerapian dan kebersihan.
b. Tata letak (layout) unsure-unsur dalam format karya ilmiah, misal padahalaman pembuka, halaman judul, daftar isi, daftar tabel, daftar grafik, daftar gambar, daftar pustaka, dll.
c. Memakai standar yang berlaku dalam penulisan karya ilmiah, missal standar penulisan kutipan, catatan kaki, daftar pustaka dan penggunaan bahasa sesuai dengan EYD.




NAMA     : MAYLANI LESTARI
NPM        : 14110302
KELAS    : 3KA19

Sabtu, 05 Januari 2013

Syahdu di Kegelapan Gunung Kidul

sungai bawah tanah yang mengalir melalui Goa Pindul menawarkan keindahan tersendiri bagi yang melintasinya. Kalau sampai di zona gelap, yang tidak menyisakan sedikit pun cahaya, itulah kegelapan yang patut dinikmati setiap pengunjung.

Inilah pengalaman wisata yang hendak ditawarkan Goa Pindul. Dengan menaiki ban dalam yang diisi angin, wisatawan mengapung melintasi goa kapur di atas permukaan air yang mengalir tenang. Di sepanjang jalan ada pemandu yang menjelaskan berbagai hal, mulai dari sejarah, kondisi geologis, hingga hewan yang tinggal di dalam goa itu.

Semua itu bisa dinikmati hanya dengan biaya Rp 30.000 per orang. Jumlah yang terhitung murah untuk belajar mengenai bentukan geologi, spesies kelelawar yang ada di dalam goa, hingga bermain di sungai bawah tanah yang airnya jernih.

Geowisata ini terletak di Desa Bejiharjo, Kecamatan Karangmojo, Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Dengan perjalanan lebih kurang 1,5 jam menggunakan mobil, kita bisa sampai meski harus beberapa kali bertanya karena petunjuk ke obyek wisata itu baru ada 400 meter menjelang lokasi.

Beberapa patokan yang bisa dipakai untuk mencapai obyek wisata ini adalah Hutan Bunder, belok kiri saat mencapai Bunderan Siyono, dan beberapa kali berbelok hingga sampai ke pintu masuk menuju Desa Bejiharjo. Bagi wisatawan yang bingung dengan jalan ada jasa tukang ojek sejak Bunderan Siyono yang bersedia membimbing mobil hingga sampai di lokasi dengan imbalan seikhlasnya.

Tiga zona

Goa sepanjang 350 meter ini terbagi dalam tiga zona berdasarkan cahaya yang meneranginya, yaitu terang, remang, dan gelap. Sesuai namanya, zona terang berada di sekitar mulut goa dengan dinding goa berikut lekukannya yang jelas terlihat. Semakin masuk ke dalam akan bertemu dengan zona remang, saat mata mulai membiasakan diri dengan kegelapan.

Sejak mulut goa hingga masuk ke zona gelap, wisatawan sebaiknya tetap berada di atas ban sebab kedalaman air bisa mencapai 7 meter meskipun masing-masing memakai rompi pelampung. Goa ini cukup lega sebab jarak permukaan air ke atap goa mencapai sekitar 4 meter.

Selepas zona gelap, rombongan kembali memasuki ruangan dalam goa yang terang karena ada lubang di atapnya. lubang itu tercipta karena ada atap karst yang roboh sehingga sinar Matahari dapat masuk dan menerangi goa.

Di ruangan menjelang pintu keluar goa, air hanya setinggi lutut sehingga wisatawan bisa turun dari ban dan berjalan. Di sini wisatawan memanfaatkan kesempatan untuk berfoto bersama.

Begitu meninggalkan goa, wisatawan akan menemui bendungan yang menjaga debit air sungai di dalam goa. Di sanalah wisatawan bisa keluar dari air dan berjalan kaki sekitar 100 meter untuk kembali ke Sekretariat Desa Wisata Bejiharjo, tempat memulai perjalanan.

Pipi ”kebendhul”
kata pindul berasal dari kata pipi kebendhul atau pipi yang terbentur. Cerita di balik nama itu terkait dengan bayi dari Panembahan Senopati, tokoh yang disebutkan sebagai pendiri Kerajaan Mataram. ”Alkisah, bayi Panembahan Pasopati pipinya terbentur sewaktu berada di tempat ini saat hendak dimandikan,”.

Tanpa bermaksud terlalu dalam bercerita soal mitos di balik nama Goa Pindul, pemandu mengarahkan perhatian wisatawan pada keindahan bentukan geologi dalam goa, mulai dari stalaktit atau mineral yang menggantung dari langit goa yang terbentuk dari tetesan air berkapur hingga stalakmit yang datang dari arah sebaliknya.

Menjelang zona gelap diperlihatkan soko guru, sebuah tiang dari batuan kapur yang menghadang di tengah jalan. Tiang dari kapur ini bisa dikelilingi oleh lima orang yang bergandengan tangan.

Kawanan kelelawar yang menghuni goa juga menjadi atraksi tersendiri yang ditawarkan pengelola Goa Pindul. Dengan senter sederhana, pemandu menerangkan serba-serbi mengenai kelelawar itu, sambil menyorot sebagian binatang malam yang masih tertidur dengan badan tergantung dan kepala di bawah.

Dikemas swadaya

Wisata yang dikemas memikat ini ternyata dikelola sendiri oleh warga Desa Bejiharjo sejak mulai beroperasi tahun 2010. Dengan inisiatif tujuh orang, wisata di Goa Pindul ini akhirnya menjadi salah satu kebanggaan daerah karena menawarkan rekreasi di daerah Gunung Kidul yang terkenal gersang. Ribuan wisatawan sudah mengunjungi kawasan ini.

Tidak hanya segelintir warga yang menikmati buah dari wisata ini. Sekitar 50 warga direkrut menjadi pemandu wisata, 30 orang menjadi pengurus desa wisata, karang taruna mengelola tempat parkir, dan konsumsi diatur kaum ibu. Ada pula warga yang merombak rumahnya, dijadikan rumah tinggal (homestay) bagi wisatawan yang ingin menginap.

Bagi wisatawan yang menghendaki penyambutan, warga pun siap dengan baju tradisional dan seperangkat alat musik. Konsep dari pemberdayaan desa wisata ini adalah maju bersama. Untuk oleh-oleh, Desa Bejiharjo menyiapkan suvenir berupa wayang sodo atau wayang yang terbuat dari batang lidi. Hanya saja, saat ini produksi wayang biting secara massal belum dimulai.

Di Desa Bejiharjo, bukan hanya Goa Pindul yang ditawarkan, tapi ada beberapa sajian lain yang dijual, seperti mengapung di Sungai Oyo dengan tebing kapur, menelusuri Goa Glatik dengan berjalan kaki, hingga wisata offroad dengan jalur 15 kilometer melintasi wilayah Desa Bejiharjo. Jadi, ayo ke Gunung Kidul...!

Selasa, 01 Januari 2013

Kutipan, Abstrak dan Daftar Pustaka

A.    Kutipan
Kutipan adalah pinjaman kalimat atau pendapat seseorang dari seorang pengarang atau seseorang yang sangat terkenal, baik terdapat dalam buku, surat kabar, majalah, atau media elektronika. Fungsinya sebagai bukti atau memperkuat pendapat penulis. Bedanya dengan jiplakan, kalau jiplakan, mengambil pendapat orang lain tanpa menyebut sumbernya sehingga dianggapnya pendapat diri sendiri. Penjiplak sering disebut juga plagiator.

1.    Jenis-jenis Kutipan:
a.    Kutipan langsung.
b.    Kutipan tak langsung.
c.    Kutipan pada catatan kaki.
d.    Kutipan atas ucapan lisan.
e.    Kutipan dalam kutipan.
f.    Kutipan langsung dalam materi.

2.    Cara Penggunaan Kutipan:
a.    Kutipan langsung
•    yang tidak lebih dari empat baris :
- kutipan diintegrasikan dengan teks
- jarak antar baris kutipan dua spasi
- kutipan diapit dengan tanda kutip
- sudah kutipan selesai, langsung di belakang yang dikutip dalam tanda kurung ditulis sumber darimana kutipan itu diambil, dengan menulis nama singkat atau nama keluarga pengarang, tahun terbit, dan nomor halaman tempat kutipan itu diambil.
•    Yang lebih dari empat baris :
- kutipan dipisahkan dari teks sejarak tiga spasi
- jarak antar kutipan satu spasi
- kutipandimasukkan 5-7 ketukan, sesuai dengan alinea teks pengarang atau pengutip. Bila kutipan dimulai dengan alinea baru, maka baris pertamakutipan dimasukkan lagi 5-7 ketukan.
- kutipan diapit oleh tanda kutip atau diapit tanda kutip.
- di belakang kutipan diberi sumber kutipan (seperti pada 1).
b.    Kutipan tak langsung
1. kutipan diintegrasikan dengan teks
2. jarak antar baris kutipan spasi rangkap
3. kutipan tidak diapit tanda kutip
4. sesudah selesai diberi sumber kutipan
c.    Kutipan pada catatan kaki
Kutipan selalu ditempatkan pada spasi rapat, meskipun kutipan itu singkat saja. Kutipan diberi tanda kutip, dikutip seperti dalam teks asli.
d.    Kutipan atas ucapan lisan
Kutipan harus dilegalisir dulu oleh pembicara atau sekretarisnya (bila pembicara seorang pejabat). Dapat dimasukkan ke dalam teks sebagai kutipan langsung atau kutipan tidak langsung.
e.    Kutipan dalam kutipan
Kadang-kadang terjadi bahwa dalam kutipan terdapat lagi kutipan.
f.    Kutipan langsung dalam materi
Kutipan langsung dimulai dengan materi kutipan hinggga
perhentian terdekat, (dapat berupa koma, titik koma, atau titik)
disusul dengan sisipan penjelas siapa yang berbicara.
 
3.    Fungsi Kutipan:
a.    Landasan teori.
b.    Penguat pendapat orang lain.
c.    Penjelasan suatu uraian.
d.    Bahan bukti untuk menunjang pendapat itu.


 
B.    Abstrak
Abstrak adalah suatu bentuk informasi yang disajikan dalam laporan atau karya ilmiah, seperti skripsi, tesis, dan disertasi, yang ditulis secara teknis dengan tujuan agar pembaca segera mengetahui isi yang ditulis secara singkat.
Dengan kata lain. abstrak merupakan pernyataan singkat tetapi akurat dari sisi dokumen tanpa menambah tafsiran atau kritik dan tanpa membedakan untuk siapa abstrak tersebut dibuat (American National Standard Institute’s, 1979).

1.     Fungsi Abstrak.
Fungsi abstrak adalah untuk memberikan informasi kepada masyarakat perihal hasil penelitian yang telah dibuat. Uraian yang hanya satu halaman tersebut memudahkan abstrak dimasukkan dalam jaringan internet. Hal ini dimaksudkan memudahkan anda mengetahui hasil penelitian tanpa harus membaca keseluruhan penelitian yang berlembar lembar. Sehingga abstrak membantu anda dalam mencari referensi dalam penelitian yang anda cari.
Adanya abstrak akan menghindari tindakan plagiasi oleh pihak yang tidak bertanggung jawab. Sebuah penelitian akan terlindungi jika hanya abstraknya saja yang ditampilkan dan diperluas di internet.

2.    Jenis-Jenis Abstrak.
Abstrak dalam seuah penulisan karya ilmiah memiliki beberapa jenis penulisan berdasarkan isinya. Abstrak dapat diklasifikasikan dalam dua jenis, yaitu sebagai berikut.
Abstrak indikatif adalah abstrak yang menyajikan uraian secara singkat mengenai masalah yang terkandung dalam laporan atau karya ilmiah lengkapnya. Abstrak indikatif bertujuan agar pembaca mengetahui isi informasi tanpa memadatkan isi informasi aslinya dan hanya memberikan indikasi sasaran cakupan tulisan. Maka, pembaca dapat mempertimbangkan apakan tulisan asli perlu dibaca atau tidak.
Abstrak informatif adalah miniatur laporan atau karya ilmiah asli dengan menyajikan data dan informasi secara lengkap sehingga pembaca tidak perlu lagi membaca tulisan aslinya, kecuali untuk mendalaminya. Dalam abstrak informatif, disajikan keseluruhan tulisan asli dalam bentuk mini. Seperti, judul, penulis, institusi, tujuan, metode dan analisis laporan, hasil penelitian, dan simpulan.

3.    Cara Penggunaan Abstrak.
Membuat abstrak tidaklah mudah, namun juga bukan merupakan hal yang menakutkan. Ada beberapa tips khusus untuk anda dalam membuat abstrak, sehingga dapat terhindar dari kesalahan yang sifatnya umum.
Yang harus diperhatikan dalam menulis abstrak :
a.    Bentuk tulisan bersifat:
-    informative kualitatif atau kuantitatif bergantung jenis laporan atau karya ilmiah.
-    deskriptif, analisis, induktif, atau deduktif bergantung pada jenis laporan atau karya ilmiah.
b.    Abstrak disajikan secara singkat, terdiri atas 200 s.d. 300 kata atau sekitar 7 s.d. 10 paragraf dan diletakkan sebelum daftar isi.
c.    Abstrak tidak memaut latar belakang, contoh, penjelasan berupa alat, cara kerja, dan proses yang sudah dikenal atau lazim.
d.    Abstrak hanya memuat metode kerja dari pengumpulan data sampai penyimpulan dan data yang sudah diolah.
e.    Dalam penyusunan abstrak, perlu diperhatikan ketelitian penyajian sumber informasi asli secara cermat, mudah dipahami, dan menggunakan kata atau istilah yang sama dengan tulisan aslinya.
f.    Semua bagian harus seimbang. Jangan hanya menonjolkan hanya salah satu aspek saja, seperti judul saja atau penggunaan metode penelitian saja, tetapi mengulas hasil penelitian lebih ditekankan.
g.     Pastikan penulisan abstrak menggunakan unsure 5W + 1H dengan lengkap.
h.    Harus ada hubungan yang kohesif antar unsure penelitiannya. Harus ada benang merah dari hasil penelitian yang telah dibuat.
i.    Pilihlah kata kunci yang sesuai dengan subjek dan objek penelitian yang telah dibuat.
j.    Pengetikan berspasi satu, menggunakan tipe tulisan standar times new roman atau arial, dengan ukuran tulisan 12 pt.

4.    Contoh Abstrak
Sindroma balint merupakan suatu sindrom yang utamanya terdiri dari simultanagnosia, ataksia optik, disorientasi spasial, dan hemispasial neglek. Banyak gejala gejala penyerta lainnya, namun keberadaan 2 dari gejala diatas ditambah dengan disorientasi spasial sudah memenuhi syarat untuk ditegakkannya diagnosis sindroma balint.
Sindroma ini terjadi akibat kerusakan dari kedua lobus parietal, dengan faktor etiologi yang sangat beragam. Tidak ada suatu metode terapi yang khusus dapat menyembuhkan sindroma ini kecuali memperbaiki penyakit yang mendasarinya, dan prognosis yang dimiliki juga tergantung dari penyakit yang mendasarinya, namun biasanya buruk.


C.    Daftar Pustaka
Definisi daftar pustaka menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah daftar yang mencantmkan judul buku, nama pengarang, penerbit dsb yang ditempatkan pada bagian akhir suatu karangan atau bku dan disusun berdasarkan abjad. Daftar sendiri didefinisikan sebagai catatan sejumlah nama atau hal yang disususn berderet dari atas ke bawah.
Daftar pustaka juga bisa didefinisikan sebagai halaman yang berisi daftar sumber-sumber referensi yang kita pakai untuk suatu tulisan ataupun karya tulis ilmiah. Daftar Pustaka biasanya berisi judul buku-buku, artikel-artikel, dan bahan-bahan penerbitan lainnya, yang mempunyai pertalian dengan sebuah karangan (contohnya: thesis).

1.    Jenis-jenis Daftar Pustaka :
a.    Kelompok Textbook
-    Penulisan Perorangan.
-    Kumpulan karangan beberapa penulis dengan editor.
-    Buku yang ditulis atau dibuat oleh lembaga.
-    Buku terjemahan.
b.    Kelompok Jurnal
-    Artikrl yang disusun oleh penulis.
-    Artikel yang disusun oleh lembaga.
-    Kelompok makalah yang dipresentasikan dalam seminar / konferensi / simposium.
c.    Kelompok disertasi / tesis.
d.    Kelompok makalah / Informasi Internet

2.    Cara Penggunaan Daftar Pustaka.
Dalam penulisan daftar pustaka kita juga harus memperhatikan hal-hal berikut ini. Daftar pustaka disusun berdasarkan urutan alfabet, berturut-turut dari atas ke bawah, tanpa menggunakan angka arab (1,2,3, dan seterusnya).

Cara penulisan Daftar Pustaka sbb:
a.    Tulis nama pengarang (nama pengarang bagian belakang ditulis terlebih dahulu, baru nama depan.
b.    Tulislah tahun terbit buku. Setelah tahun terbit diberi tanda titik (.)
c.    Tulislah judul buku (dengan diberi garis bawah atau cetak miring). Setelah judul buku diberi tanda titik (.).
d.    Tulislah kota terbit dan nama penerbitnya. Diantara kedua bagian itu diberi tanda titik dua (:). Setelah nama penerbit diberi tanda titik.
e.    Apabila digunakan dua sumber pustaka atau lebih yang sama pengarangnya, maka sumber dirilis dari buku yang lebih dahulu terbit, baru buku yang terbit kemudian. Di antara kedua sumber pustaka itu dibutuhkan tanda garis panjang.

Untuk penulisan daftar pustaka yang berasal dari internet ada beberapa rumusan pendapat :
a.    Menurut Sophia (2002), komponen suatu bibliografi online adalah:
Nama Pengarang - Tanggal revisi terakhhir - Judul Makalah - Media yang memua t- URL yang terdiri dari protocol/situs/path/file -Tanggal akses.
b.    Menurut Winarko memberikan rumusan pencantuman bibliografi online di daftar pustaka sebagai berikut:
-    Artikel jurnal dari internet:  Majalah/Jurnal Online
Penulis, tahun, judul artikel, nama majalah (dengan singkatanresminya), nomor, volume, halaman dan alamat website.*) Nama majalah online harus ditulis miring.
-    Artikel umum dari internet dengan nama:
Penulis, tahun, judul artikel, [jenis media], alamat website (diakses tanggal …).*) Judul artikel harus ditulis miring.
-    Artikel umum dari internet tanpa nama:
Anonim, tahun, judul artikel, [jenis media], alamat website (diakses tanggal …).*) “Anonim” dapat diganti dengan “_____”. Judul artikel harus ditulis miring.

3.    Fungsi Daftar Pustaka.
Fungsinya melalui daftar pustaka yang disertakan pada akhir tulisan, para pembaca dapat melihat kembali pada sumber aslinya.
Salah satu fungsi dari daftar pustaka adalah untuk memberikan arah bagi para pembaca buku atau karya tulis yang ingin meneruskan kajian atau untuk melakukan pengecekan ulang terhadap karya tulis yang bersangkutan. Fungsi dari daftar pustaka adalah untuk memberikan apresiasi atau penghargaan terhadap penulis buku atau karya tulis yang dirujuk terhadap hasil karyanya yang turut menyumbang peraran dalam penulisan karya tulis yang kita tulis. Dan fungsi lain daftar pustaka yang tak kalah penting adalah menjaga profesionalitas kita (jika kita sebagai seorang penulis karya tulis) terhadap tulisan yang kita buat.

NAMA  : MAYLANI LESTARI
NPM     : 14110302
KELAS : 3KA19


SUMBER :